Thursday, January 5, 2012

Hujan Saat Bersamanya

Hujan deras kembali datang.

Datang menemaniku, menghabiskan sore di hari ini.

Tidak ada yang berbeda di setiap hujan yang menghampiriku.

Tetap sama.

Hujan menghampiriku dalam kesendirian.

Tanpa suaranya. Tanpa aroma tubuhnya. Tanpa sosoknya.

Biasanya setiap hujan, kita selalu duduk berdua di kursi kayu di bawah genting yang terkadang meneteskan titik-titik air hujan.

Menyaksikan setiap hujan yang turun. Mendengarkan setiap bunyi hujan yang jatuh di atas genting. Begitu berisik namun asik.

Menikmati rasa dingin yang membuat bulu kuduk di tanganku protes.

Terkadang aku merasa kesal saat bau asap rokoknya mulai menusuk indera penciumanku dan memedihkan indera penglihatanku.

Namun, begitulah dia. Mengesalkan tapi mampu menenangkanku.

Di tengah rintikan hujan, suaranya terdengar sedang melantunkan sebuah lagu untukku. Aku menikmatinya, menikmati kata demi kata, bait demi bait.

Dan tanpa sadar, kepalaku sudah terjatuh di bahunya. Ah, begitu romantis.

Tapi kini tak mungkin lagi, kata dia semua sudah tak berarti. Dan aku hanya bisa berharap dapat menikmati sekali lagi dalam mimpi.

Atau mungkin aku dapat menikmatinya dengan sosok lelaki lain di waktu yang akan datang. Sepertinya.

Ter-untukmu, terima kasih ya kamu sudah mengajarkan aku satu hal, bahwa hujan itu indah. Dan kini aku sangat mencintai hujan :')


Gabriella Frisca
Hujan sore di Jakarta tanggal 05 Januari tahun 2012.

No comments:

Post a Comment